Mobil Listrik Bukan Soal Fasilitas, Tetapi Mekanik Jaga Perlu Dipertanyakan


Toyota Mirai, mobil listrik pertama Toyota yang dijual massal.

Dianggap bisa selesaikan masalah polusi emisi kendaraan konvensional, mobil listrik butuh waktu supaya diterima masyarakat.

Selain faktor harga, fasilitas juga menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli mobil listrik.

Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, sebetulnya mobil listrik ini membawa produsen dan konsumen bagaikan di tepi jurang.

“Produsen dan konsumen sekarang seperti ada di tepi jurang siapa yang mau duluan terjun. Apakah produsen mau buat mobil listrik atau konsumen yang sudah mau beli,” ujar Soerjo

“Atau ada pihak ketiga yang bikin jembatan yang menghubungkan keduanya dengan membangun fasilitas yang dibutuhkan mobil listrik

“Jadi produsen mau berinvestasi lebih banyak, konsumen mau beli karena bisa ngecas dimana-mana,” terang Soerjo.
Soerjo mengungkapkan, selain menjual produsen mobil listrik juga harus memperhatikan technical support-nya ke konsumen.

“Produsen juga jangan jual produknya saja, tapi technical support juga yaitu mekanik-mekanik yang bisa memperbaiki kerusakan mobil listrik terutama untuk konsumen fleet seperti TransJakarta. Jadi bukan hanya fasilitas aja,” ungkap Soerjo.

Dari topik yang selama ini beredar memang jarang produsen atau pihak instansi terkait membicarakan soal technical support yang penting untuk diketahui masyarakat umum.

“Selama acara tadi gak ada ini yang bahas, tapi technical support ini malah justru datang dari pengguna mobil yang
mempertanyakan bagaimana dukungan perbaikan mobil listrik, mekaniknya di mana?,” tutup Soerjo yang ditemui dalam acara Electrical Vehicle Indonesia Forum & Exhibiton 2019 di Jakarta.