Hasil Autopsi Tunjukkan George Floyd Terinfeksi Virus Corona
— Hasil autopsi terbaru menunjukkan George Floyd positif terinfeksi virus corona. Pria kulit hitam yang tewas setelah lehernya diinjak pakai lutut oleh anggota polisi Minnesota itu diketahui terpapar Covid-19 berdasarkan tes swab.
“Hasil tes swab post-mortem ditemukan positif untuk 2019-nCoV RNA,” tulis laporan hasil autopsi yang dirilis hari ini.
Seperti dikutip dari CNN, Kepala Pemeriksa Medis Andrew Baker mengatakan hasil tersebut menyatakan bahwa itu merupakan positif yang bertahan lama dari infeksi sebelumnya.
Floyd diduga terkena virus corona tanpa gejala. Baker juga menegaskan bahwa virus corona bukanlah penyebab kematian Floyd.
Hasil autopsi sebelumnya mengungkap George Floyd tewas karena kardiopulmoner atau henti jantung. Baker mengatakan leher Floyd tertekan selama lebih dari delapan menit ketika ‘dikunci’ oleh polisi AS.
Kendati demikian, Baker mengatakan kesimpulan tersebut tidak bisa dikatakan sebagai penyebab utama kematiannya.
Autopsi yang dilakukan oleh keluarga Floyd menunjukkan sejumlah memar dan luka di kepala, wajah, mulut, bahu, lengan dan kaki. Tidak ditemukan bukti bahwa luka-luka tersebut secara langsung menjadi penyebab kematiannya.
George Floyd tewas kehabisan napas usai lehernya diinjak dengan lutut oleh Derek Chauvin pada 25 Mei lalu.
Floyd awalnya ditangkap dengan sangkaan ringan karena diduga menggunakan uang palsu untuk belanja di sebuah toko swalayan.
Dalam video itu, polisi menjatuhkan tubuh George ke tanah sementara petugas lain menginjakkan lututnya ke leher. “Lututmu di leherku. Saya tidak bisa bernapas. Mama. Mama,” kata Floyd meminta ampun. Tak lama kemudian dia diam dan dinyatakan meninggal.
Insiden tersebut langsung memicu kemarahan di seluruh negeri. Tuntutan keadilan diserukan.
Demonstrasi pertama kali pecah di Minneapolis sehari setelah kematian Floyd hingga akhirnya menyebar ke seluruh penjuru AS, bahkan dunia.