Top 3 Tekno: Remaja Tewas karena Terlalu Lama Main Gim Jadi Sorotan
– Artikel tentang seorang remaja berusia 17 tahun yang tewas karena terlalu lama main gim, menjadi artikel terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com pada Kamis (7/11/2019).
Selain itu, dua artikel lainnya yang juga menyedot perhatian pembaca adalah artikel mengenai logo baru Facebook dan perwakilan WhatsApp yang irit bicara terkait kasus peretasan pengguna di Indonesia.
1. Remaja 17 Tahun Tewas karena Terlalu Lama Main Gim
Seorang remaja asal Thailand ditemukan tewas setelah menghabiskan waktu semalaman bermain gim. Remaja bernama Piyawat Harikun itu ditemukan tewas oleh orang tuanya di dalam kamar.
Dikutip dari Daily Mail, Kamis (7/11/2019), remaja berusia 17 tahun itu bermain gim untuk menghabiskan waktu liburannya. Menurut penuturan orang tuanya, Piyawat memang menghabiskan waktu berjam-jam bermain gim di komputernya.
Oleh sebab itu, orang tuanya sampai membawakan makanan ke kamarnya dan meminta untuk berhenti bermain gim. Namun, permintaan itu ternyata tidak dihiraukan oleh Piyawat.
2. Facebook Usung Logo Baru, Jadi Garis Tegas Perusahaan dan Produk
Facebook telah mengumumkan kehadiran logo baru perusahaan beberapa hari lalu. Hadirnya logo baru ini sekaligus menegaskan Facebook sebagai perusahaan induk yang menaungi aplikasi Facebook, WhatsApp, termasuk Instagram.
Dikutip dari The Verge, Kamis (7/11/2019), logo baru ini tampil sederhana dengan hanya menampilkan kata ‘Facebook’ saja. Namun font yang ditampilkan dibuat sedikit lebih tebal dan seluruhnya menggunakan huruf besar.
Saat ditampilkan dalam bentuk GIF, warna logo baru ini dapat berubah sesuai dengan identitas aplikasi yang dimiliki perusahaan, yakni biru untuk Facebook, hijau untuk WhatsApp, dan warna-warni untuk Instagram.
3. WhatsApp Irit Bicara Soal Peretasan Pengguna di Indonesia
Pihak WhatsApp irit bicara mengenai kasus peretasanan yang memanfaatkan software mata-mata Pegasus milik perusahaan Israel, NSO Group.
“Kami sudah mengajukan lawsuit (gugatan hukum) terhadap NSO Group, sehingga kami tidak bisa berbagi informasi ke publik. Namun, memang benar kami telah menemukan masalah ini di awal tahun,” kata Direktur Kebijakan APAC WhatsApp Clair Devvy kepada wartawan di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Deevy menjelaskan, pihak WhatsApp mengajukan gugatan hukum terhadap NSO Group selaku pembesut spyware Pegasus di Amerika Serikat.