Prediksi ‘The Simpsons’ hingga Buatan Manusia, Ini 8 Teori Konspirasi Corona
— Wabah Corona saat ini setidaknya sudah menginfeksi lebih dari 3 juta orang di seluruh dunia. Lebih dari 200 ribu orang dilaporkan meninggal dunia karena virus Corona COVID-19.
Seiring dengan wabah yang belum selesai, teori konspirasi pun bermunculan. Seperti yang sempat dijelaskan psikiater dr Lahargo Kembaren SpKJ, dari RS Jiwa beberapa waktu lalu, teori konspirasi memang sering muncul di tengah ketidakpastian dan adanya peristiwa besar termasuk wabah Corona.
Berikut 8 teori konspirasi soal Corona yang sempat membuat heboh, dirangkum detikcom dari berbagai sumber.
Berawal dari animasi ‘The Simpsons’
Sebuah postingan di Facebook pada 20 Februari menunjukkan gambar dari episode tahun 1993 di mana karakter animasi ‘The Simpsons’, Homer Simpson dan Principal Skinner sedang sakit. Sementara gambar lain menunjukkan penyiar membacakan selembar kertas dengan menyinggung soal ‘virus Corona’ dengan latar seekor kucing muncul di layar di belakangnya.
Namun faktanya gambar tersebut diubah. Tiga gambar berasal dari sebuah episode yang disebut ‘flu Osaka’ di mana seorang pekerja pabrik batuk ke dalam paket untuk Homer dan dia jatuh sakit. Namun, teks di balik penyiar pada gambar keempat, tidak mengatakan ‘virus Corona’.
Diprediksi dari novel tahun 1981
Usai wabah Corona muncul, beberapa orang menunjukkan adanya sebuah prediksi terkait Corona di dalam novel keluaran tahun 1981 dengan judul ‘The Eyes of Darkness’, penulisnya Dean Koontz. Hal yang diceritakan dalam buku tersebut berawal dari kisah seorang ibu yang berusaha mencari tahu putranya yang hilang secara misterius dalam perjalanan berkemah.
Anaknya disebut tertangkap di Wuhan, China, tempat di mana adanya sebuah virus yang mematikan. Karakter yang disebut bernama Dombey dalam novel ini lalu menceritakan sebuah laporan tentang virus mematikan yang disebut ‘Wuhan-400’. Disebutkan ‘Wuhan 400’ dikembangkan di laboratorium RDNA di luar kota Wuhan, dan ‘itu adalah strain mikroorganisme buatan manusia.
Bagian ini kemudian memberikan perincian yang rumit tentang bagaimana virus mempengaruhi tubuh manusia. Hal ini dinilai sebagian orang mengerikan karena buku keluaran tahun 1981 ini meramalkan wabah dan memiliki kemiripan antara ‘Wuhan-400’ dan virus Corona baru COVID-19.
Tidak lebih berbahaya dari SARS
Beberapa orang di seluruh dunia mulai membandingkan wabah tersebut dengan wabah sindrom pernapasan akut yang parah (SARS) pada tahun 2003. Para ilmuwan berpendapat bahwa jika virus semakin mudah menular, semakin rendah juga tingkat kematian, yang berarti bahwa virus yang mudah menular tidak terlalu mematikan.
Faktanya kini tingkat kematian akibat COVID-19 sebanyak 18 persen sementara tingkat kematian SARS dilaporkan 10 persen.
China sembunyikan wabah Corona
Sempat muncul spekulasi soal pemerintah China yang berusaha menutupi wabah Corona dan data resmi yang selama ini dilaporkan ke publik. Faktanya delapan orang termasuk dokter di Wuhan yang mengingatkan awal kemunculan Corona memang sempat dihalangi oleh petugas setempat karena khawatir meresahkan warga.
Namun rumor terkait China menutup-nutupi dinilai tidak berdasar sama sekali. Hanya berdasarkan argumen atau pernyataan-pernyataan saja.
Berasal dari pasar Wuhan
Para ilmuwan belum dapat menentukan asal virus Corona COVID-19 tetapi spekulasi tersebar luas bahwa virus tersebut berasal dari pasar makanan laut. Ini dibuktikan dengan laporan dari otoritas kesehatan China dan Organisasi Kesehatan Dunia yang mengatakan bahwa ‘sebagian besar’ kasus memiliki kaitan dengan pasar makanan laut yang ditutup pada 1 Januari.
Sementara itu di forum online, muncul berbagai kecurigaan bahwa virus itu bisa berasal dari Wuhan, Institut Virologi, yang menampung satu-satunya laboratorium biosafety level-empat China (klasifikasi laboratorium level tertinggi yang mempelajari virus paling mematikan).
Orang yang juga mendukung teori ini adalah senator AS Tom Cotton yang muncul di Fox News dan menuduh bahwa virus itu memang bisa berasal dari laboratorium. Beberapa netizen juga telah menuduh bahwa ini adalah upaya untuk mengendalikan populasi China. Namun, klaim tersebut tidak berdasar.
Koneksi ‘5G’
Tak hanya itu, virus Corona juga disebut menyebar lewat jaringan 5G. Dampaknya, banyak orang yang akhirnya merusak beberapa tower 5G seperti misalnya di Inggris.
Informasi ini menyebabkan beberapa tower 5G di Inggris rusak karena dibakar oleh masyarakat. Orang yang membakar tower 5G tersebut termakan teori konspirasi jaringan 5G yang disebut bisa menyebarkan virus Corona atau COVID-19.
“Itu hanya omong kosong, omong kosong yang sangat berbahaya,” ucap Menteri Kantor Kabinet Inggris, Michael Gove.
Buatan Bill Gates
Banyak tudingan yang mengatakan dalang di balik terjadinya pandemi virus Corona COVID-19 di dunia adalah Bill Gates. Ia dicurigai mempunyai agenda tertentu di balik pandemi ini. Alasan ini muncul lantaran Bill Gates ingin segara membuat vaksin virus Corona dan telah menggelontorkan sejumlah dana sebanyak USD 250 juta atau setara dengan 3 triliun rupiah.
Namun ia dengan tegas membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan tindakannya tersebut semata-mata karena ingin membantu dunia menghadapi virus Corona.
“Saya katakan ironis jika Anda mengincar saseorang, yang melakukan yang terbaik untuk membuat dunia siap. Kita memang berada di situasi gila jadi akan ada rumor gila juga,” kata Bill Gates.
Senjata biologis China
Muncul pertama kali di Wuhan, virus Corona diyakini merupakan senjata biologis dari Wuhan, China, yang sengaja dilepaskan dari sebuah laboratorium dengan tujuan menyerang negara lain. Namun, hasil penelitian menyebutkan bahwa virus Corona ditularkan secara alami dari hewan seperti kelelawar.
“Dengan membandingkan data sekuens genom yang tersedia untuk strain virus Corona yang diketahui, kita dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami,” kata Kristian Andersen, PhD, seorang profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research.