Pasien Sembuh Corona: Orang Buang Muka Saat Melihat Saya
— Desmon (67 tahun), pria asal Payakumbuh, Sumatera Barat, telah dinyatakan sembuh dari virus corona. Namun, ia merasakan perlakuan yang berbeda dibandingkan sebelumnya dari warga terhadap dirinya.
Desmon mengungkapkan hal yang paling menyakitkan adalah cara atau tindakan masyarakat pada dirinya. Hal itu dirasakan selama melakukan isolasi mandiri di rumah dan setelah dinyatakan sembuh.
“Biasanya orang itu dekat dengan saya, sekarang malah membuang muka. Hal ini lebih menyakitkan saya dari pada rasa sakit COVID-19 itu sendiri,” kata Desmon seperti dilansir Antara.
Padahal, kata dia, seperti yang sering disampaikan oleh pemerintah bahwa sakit karena virus corona bukan aib. Dengan begitu, masyarakat tidak selayaknya memperlakukan orang yang positif covid-19 dengan tidak baik.
“Kami yang terdampak ini seharusnya mendapatkan dukungan moral dari masyarakat, bukan dikucilkan,” ucap dia.
Desmon berharap ke depan seluruh masyarakat tidak memperlakukan pasien positif virus corona seperti orang yang memiliki aib. Sehingga pasien positif covid-19 bisa lebih cepat sembuh dari penyakit tersebut.
Desmon juga mengatakan pola makannya diatur sedemikian rupa agar bisa cepat sembuh dari serangan virus corona. Selain itu, ia rutin mengonsumsi vitamin.
“Selain keluarga, [kondisi] saya juga terus dipantau oleh petugas kesehatan Puskesmas, pagi, siang, malam. Saya terus dihubungi oleh petugas kesehatan, menanyakan perkembangan dan lainnya,” sebutnya.
Hal senada disampaikan pasien sembuh lainnya. Dedi Irwan (53) yang mengaku terus mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan imun tubuh. “Saya juga mengkonsumsi madu, herbal, vitamin, minyak zaitun, air zam-zam dan hal lainnya,” ujarnya.
Salah satu yang terpenting, kata dia, pasien positif covid-19 harus selalu keadaan yang nyaman dan tenang. “Berprasangka baik dan jadikan ini sebagai waktu untuk memperbaiki diri. Jangan lupa terus mengikuti anjuran dari pemerintah,” sebutnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Payakumbuh, Erwin Yunaz mengimbau agar masyarakat tidak mengucilkan pasien positif yang telah sembuh dan tidak merusak suasana hati dari pasien positif yang tengah berjuang untuk sembuh.
“Ini bukan aib. Setelah pasien dinyatakan sembuh berarti memang pasien itu sudah sembuh. Karena kami menyatakan sembuh bukan sembarangan saja,” kata dia.
Ia mengatakan petugas medis akan menyatakan pasien tersebut sembuh setelah melakukan dua hasil uji swab yang hasilnya negatif.
“Sebenarnya dari hasil tracing kita ada empat yang sembuh, namun satu tercatat pasien di Agam dan satu lagi di Lima Puluh Kota,” ujarnya.