Nyeri Otot Biasa Vs Gejala Corona, Bagaimana Membedakannya?
— Baru-baru ini, The US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengumumkan 6 gejala terbaru virus Corona COVID-19. Tidak melulu batuk dan demam lho, keluhan-keluhan ringan seperti nyeri otot ternyata juga bisa mengindikasikan infeksi virus tersebut.
Keenam gejala yang dikategorikan baru tersebut adalah:
- Nyeri otot
- Menggigil
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Kehilangan indra penciuman
- Kehilangan indra perasa
Di antara keenam gejala tersebut, nyeri otot termasuk salah satu yang akrab dengan keseharian. Siapa sih yang tidak pernah merasakan nyeri otot?
Tapi tenang, tidak semua keluhan nyeri otot menandakan ada infeksi virus Corona. Masih banyak penyebab lain, misalnya kelelahan usai berolahraga.
Beberapa fakta seputar nyeri otot dan kaitannya dengan COVID-19 adalah sebagai berikut, dikutip dari Health
Nyeri otot seperti apa yang mengindikasikan virus Corona?
Sulit dipastikan, tetapi ada beberapa hal yang membedakannya dengan nyeri otot biasa. Misalnya nyeri otot seusai olahraga, biasanya terlokalisir di bagian tertentu. Sedangkan pada gejala COVID-19, nyeri otot lebih bersifat umum atau menyeluruh.
Keduanya juga bisa dibedakan dari lamanya waktu untuk sembuh. Nyeri otot karena olahraga biasanya hilang dalam 2-3 hari, sedangkan nyeri otot karena infeksi bisa memakan waktu hingga sepekan atau bahkan lebih.
Bagaimana mengatasinya?
Nyeri otot akibat olahraga bisa diredakan dengan kompres dingin, rolling, peregangan ringan, atau pijat. Selain itu, bisa dicegah dengan pemanasan yang cukup sebelum berolahraga.
Pada COVID-19 maupun infeksi lainnya, nyeri otot butuh penanganan berbeda. Kadang-kadang, dibutuhkan obat-obat pereda nyeri dan jika tidak mereda maka disarankan untuk periksa ke dokter.
Seberapa sering menyertai virus Corona?
Tidak ada data yang pasti, tetapi organisasi kesehatan dunia WHO menyebut nyeri otot atau myalgia lebih jarang ditemukan dibandingkan gejala virus corona lainnya.
Sebuah laporan di China menyebut 14,8 persen pasien COVID-19 mengalami keluhan nyeri otot. Sebagai pembanding, gejala lain seperti demam ditemukan pada 87,9 persen pasien, batu kering 67,7 persen, kelelahan 38,1 persen, sesak napas 18,6 persen.
Memangnya, apa hubungannya?
Sebagian besar nyeri otot dipicu oleh radang atau inflamasi. Gejala ini sebenarnya bukan hal yang asing pada infeksi virus apapun. Diyakini, infeksi menyebabkan kerusakan pada serat otot dan reaksi radang di dalam tubuh.