Final Sepakbola SEA Games; Sekarang Saatnya atau Menunggu Lebih Lama

Laga maha penting dan sarat makna bakal dilakoni tim nasional sepakbola putra Indonesia U-23 dalam partai puncak SEA Games XXX Filipina, Selasa malam 10 Desember 2019. Duel yang diharapkan bisa menghapus dahaga gelar bergengsi di pesta olahraga se-Asia Tenggara kembali tersaji di Rizal Memorial Stadium, Manila.

TIMNAS

Di tempat yang sama, tepatnya pada 28 tahun silam sejarah pernah diukir armada Merah Putih kala berhasil memboyong medali emas SEA Games 1991. Torehan itu juga merupakan terakhir kalinya skuat Garuda jadi raja multievent Asia Tenggara yang belum bisa terulang lagi hingga kini.

Tak ayal, betapa sakralnya pertarungan kontra Vietnam malam nanti sebab masyarakat sudah terlalu rindu memiliki kebanggaan timnasnya bisa berbicara lagi di antara negara tetangga.

Momentum kali ini pun amat tepat untuk timnas U-23 kembali memamerkan tajinya, pasca sebelumnya jadi penguasa ajang Piala AFF U-22 pada 17-26 Februari lalu di Kamboja.

Adalah sosok Indra Sjafri, figur yang sangat diharapkan mengusung skenario terbaik Garuda Muda agar saat tiba mendarat di Soekarno-Hatta melenggang gagah dan mengusung dada dengan kalungan emas di leher mereka.

Namun demikian, bukan perkara sederhana untuk mewujudkan asa tersebut. Negeri Bintang Emas juga sudah tak sabar ingin mengukir namanya di sejarah sepakbola ASEAN dengan deretan penggawa terbaiknya.

Memori begitu panasnya laga puncak SEA Games pun tak kuasa dituturkan mantan juru taktik Garuda Muda, Rahmad Darmawan. Pelatih yang telah mengantarkan Indonesia pada 2 edisi final SEA Games berurutan, yakni 2011 dan 2013 itu pun seolah ingin menyaksikan Evan Dimas cs bisa membayar kegagalan yang pernah dideritanya.

“Jadi tinggal mempertahankan saja. Fokus pada taktik team yang sudah disiapkan coach Indra,” ujar coach RD.

Ini menjadi final sepakbola SEA Games ketujuh bagi timnas Indonesia sepanjang sejarah penyelenggaraannya. Publik Nusantara begitu menantikan hasil laga malam nanti jadi ketiga kalinya Indonesia bertahta di multievent Asia Tenggara setelah 1991 dan 1987 lalu.