Pakar: Stroke Tidak Sekonyong-Konyong Datang Tanpa Faktor yang Mendasari

Naga303  Penyakit stroke yang menyerang tiba-tiba tidak datang begitu saja tanpa penyebab yang mendasarinya, kata Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta, dr Mursyid Bustami, SpS(K) KIC.

Menurutnya, faktor risiko penyakit stroke termasuk stroke perdarahan atau perdarahan otak bermacam-macam. Ada yang bisa dicegah ada pula yang tak bisa dicegah.

Faktor yang tak bisa dicegah contohnya bertambahnya usia. Sedang, yang bisa dicegah adalah penyakit hipertensi, diabetes, gangguan pembekuan darah, gangguan irama jantung, kolesterol tinggi, merokok, obesitas, dan gaya hidup tak sehat.

“Apa antisipasinya? Tentunya kita harus menghindari faktor risiko. Jadi, stroke itu tidak sekonyong-konyong datang tanpa faktor yang mendasari,” kata Mursyid dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 24 September 2021.

70 Persen Mengeluh Sakit Kepala

Mursyid, menambahkan, 70 persen pasien dengan perdarahan otak atau stroke perdarahan mengeluh gejala sakit kepala secara tiba-tiba.

Gejala lain yang timbul dapat berupa gangguan saraf, kelemahan tubuh, dan wajah yang turun sebelah.

“Jadi untuk mengurangi kemungkinan terkena stroke ya kendalikan lah faktor risiko. Berobat dengan teratur, batasi makanan kurang sehat, hindari merokok,” katanya.

Siapa pun Bisa Kena

Stroke bisa menyerang siapa pun, lanjut Mursyid. Maka dari itu, ia menyarankan masyarakat yang memiliki hipertensi, diabetes, dan penyakit lainnya untuk rutin kontrol ke dokter.

Sebab, stroke sering terjadi pada pasien yang kondisi penyakitnya tidak terkontrol. Begitu pula dengan stroke perdarahan yang lebih banyak terjadi pada pasien hipertensi.

“Stroke perdarahan terutama terjadi pada penderita hipertensi,” katanya.

Stroke perdarahan sendiri terjadi ketika titik lemah pembuluh darah tidak kuat menahan tekanan darah yang tinggi sehingga terjadi kebocoran. Keluarnya darah dari pembuluh darah kemudian menimbulkan masalah pada otak.

“Jika sudah stroke tidak ada tatalaksana lain kecuali harus segera dibawa ke dokter,” Mursyid menjelaskan.

Penanganan yang dilakukan dokter bisa berupa operasi, lanjutnya. Operasi dilakukan untuk mengambil atau mengevakuasi bekuan darah yang ada di otak untuk mengurangi tekanan terhadap bagian otak yang ada di sekitar perdarahan.

Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi COVID-19 Nasional Kantongi Izin WHO