Kisah Warga Jember 30 Menit Terjebak di Dalam Mobil yang Terseret Banjir Bandang

Mobil terseret banjir bandang di Jember, Jawa Timur. (Foto: Istimewa/Liputan6.com)

NAGA303, Jember – Banjir bandang selama ini menjadi momok yang menakutkan karena biasanya terjadi kenaikan debit banjir secara cepat sehingga membuat warga tak sempat menyelamatkan benda berharga bahkan sering menimbulkan korban jiwa.

Demikian juga banjir bandang yang menerjang kawasan perumahan di Kelurahan Mangli, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada Minggu (9/1) sore dengan ketinggian air merangkak cepat mencapai 130 cm, sehingga banyak warga yang naik ke lantai dua rumahnya dan atap genteng untuk menyelamatkan diri dari terjangan banjir yang sangat deras.

Derasnya banjir bandang yang menerjang di kawasan Perumahan Bumi Mangli Permai Jember menyebabkan sejumlah mobil dan sepeda motor milik warga setempat hanyut terseret hingga ratusan meter.

Dalam sebuah video amatir yang beredar di media sosial, sebuah mobil terseret derasnya banjir bandang di Perumahan Bumi Mangli Permai dan mobil tersebut terhenti setelah menabrak pagar rumah warga.

Mobil tersebut milik Oky Octavianus, warga Perumahan Mangli Residence yang hendak melihat kondisi rumah orang tuanya yang berada di Perumahan Bumi Mangli Permai karena mendapat kabar bahwa terjadi banjir bandang di wilayah setempat.

Saat ditemui di rumah orang tuanya di Perumahan Bumi Mangli Permai Blok FA-15 pada Senin (10/1), Oky menceritakan dirinya mendengar kabar tentang banjir bandang yang menerjang kawasan Mangli, sehingga setelah pulang bekerja langsung menuju ke rumah orang tuanya untuk menyelamatkan keluarganya.

Saat hendak masuk ke kawasan perumahan, banyak kendaraan yang antre, sehingga putar balik mencari jalan alternatif lain menuju ke perumahan karena ketinggian air masih bisa dilalui kendaraannya.

“Saya tetap kepikiran orang tua di rumah, sehingga terus menerobos banjir yang perlahan-lahan airnya mulai naik hingga sepinggang orang dewasa dan mobil terseret arus banjir bandang ke dalam perumahan,” katanya, dikutip Antara.

Oky berusaha tetap tenang di dalam mobil sambil memikirkan cara bagaimana keluar saat mobilnya hanyut terbawa banjir bandang yang cukup deras dan masih sempat menyelamatkan sejumlah barang berharga dan dokumen penting yang berada di dalam mobilnya.

Ia kemudian berusaha membuka pintu mobil di samping kiri, namun tidak bisa karena tertahan derasnya banjir bandang yang cukup kuat dan mobilnya terus hanyut terbawa banjir.

Lolos dari Banjir Bandang

Saat mobilnya terombang ambing arus banjir bandang, Oky berusaha berpegangan pada sabuk pengaman di bangku belakang dan mendobrak pintu bagasi mobil dan akhirnya terbuka, sehingga langsung keluar melalui pintu bagasi tersebut dan menutupnya lagi.

“Cukup lama saya berada di dalam mobil saat hanyut terbawa banjir bandang yakni sekitar 30 menit, namun saya juga sempat menelpon istri untuk mengabarkan bahwa saya terjebak dalam mobil yang hanyut,” katanya.

Setelah berhasil keluar dari mobil, Oky berjalan mengikuti arus air berdasarkan pengalamannya yang pernah mendapat latihan penyelamatan diri (SAR) saat ikut organisasi pecinta alam waktu masih SMA.

Bapak satu anak itu memang berusaha tidak melawan arus air saat berjalan menerobos banjir karena hal itu akan membuatnya hanyut dan tidak terkendali, sehingga di video yang viral itu terlihat ia seperti mengejar mobilnya yang terbawa arus air, padahal penyintas tersebut berusaha menyelamatkan diri dengan mengikuti arus banjir bandang.

Ia mencoba meraih apa saja yang ada di sepanjang jalan yang berubah menjadi sungai dan beruntung ada warga lain di tepi yang berusaha menggapai tangannya, sehingga berhasil menyelamatkan Oky dari derasnya arus banjir.

Mobilnya terus terseret banjir bandang dan baru berhenti setelah menabrak tiang listrik dan sebuah pagar rumah warga hingga menyebabkan kaca belakang mobilnya pecah dan air masuk ke dalam mobil tersebut.

Oky bersyukur bisa selamat dari terjangan banjir bandang setinggi 1 meter lebih dan mobilnya juga berhasil dievakuasi oleh warga setelah kondisi air mulai berkurang di kawasan Perumahan Bumi Mangli Permai Jember.

Istri Oky, Nur Laila Wahyuningtyas mengaku khawatir saat suaminya menelpon mengabarkan kalau terjebak di dalam mobil yang hanyut terbawa arus banjir bandang.

Setelah beberapa menit berkomunikasi, tiba-tiba telepon suaminya terputus, sehingga membuatnya panik dan bergegas menuju ke tempat suaminya terjebak banjir bandang dalam kondisi masih hujan deras.

Perempuan yang biasa dipanggil Ella itu berusaha masuk ke Perumahan Bumi Mangli Permai, meskipun sejumlah warga melarangnya karena ketinggian air mencapai 130 cm, sehingga membahayakan keselamatannya.

Ia berusaha mencari jalan yang tidak tergenang banjir, sehingga nekat naik ke pagar yang agak tinggi dan melompati selokan menuju ke perumahan dengan bantuan beberapa warga yang menolongnya melewati pagar tersebut.

“Saya panik karena tidak ada kabar lagi dari suami. Banjir di perumahan perlahan-lahan mulai berkurang dan nekat mencari suami saya dan akhirnya ketemu,” ujarnya.

Cerita Empat Mahasiswa Selamatkan Diri

Perjuangan menyelamatkan diri dari terjangan banjir bandang juga dialami empat mahasiswa Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember yang menyewa rumah di Perumahan Bumi Mangli Permai yang nyaris roboh diterjang banjir.

Muhajir menceritakan dinding rumah yang dikontraknya bersama teman-temannya ambrol, bahkan pagar dan atap samping rumah ambruk diterjang derasnya banjir bandang, sehingga banyak perabotan yang hanyut terbawa air.

Dua temannya berusaha menyelamatkan diri dengan naik ke dinding pagar karena ketinggian air mencapai 130 cm, namun derasnya banjir bandang membuat dinding pagar tersebut ambruk, sehingga kedua temannya Yudi dan Kholil jatuh tersungkur dan mengalami luka ringan.

Tidak banyak yang bisa diselamatkan oleh mahasiswa UIN KHAS asal Kabupaten Probolinggo itu, bahkan buku-buku untuk skripsi dan kuliah juga hanyut dan rusak diterjang banjir bandang.

Ia bersama teman-temannya hanya menyelamatkan telepon genggam dan laptop, kemudian ditititpkan ke tempat penampungan barang di rumah warga yang lokasinya agak tinggi, bahkan sepeda motornya sempat terbawa arus puluhan meter.

“Kami sangat panik dan hanya memikirkan bagaimana caranya agar bisa selamat dari terjangan banjir bandang, sehingga tidak memikirkan barang-barang di dalam rumah,” ujarnya.

Baginya, perjuangan untuk menyelamatkan diri dari banjir bandang menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan bagi mahasiswa UIN KHAS Jember yang hidup di perantauan untuk menimba ilmu.

Mahasiswa semester 5 dan 7 tersebut sangat bersyukur bisa selamat dari banjir bandang yang membuat porak poranda kawasan Perumahan Bumi Mangli Permai.

Berdasarkan data BPBD Jember, banjir merendam sebanyak 543 rumah dengan 1.882 jiwa, mengakibatkan satu rumah rusak sedang, dan empat fasilitas umum rusak terdampak banjir bandang, serta tiga korban meninggal dunia karena hanyut di sungai (pasangan suami istri) dan satu orang mengalami kedinginan (hipotermia).

Banjir bandang menerjang tiga kecamatan yakni Kecamatan Kaliwates, Rambipuji, dan Panti, namun rumah warga yang terendam banjir bandang hanya di Kecamatan Kaliwates dan Rambipuji, sedangkan di Kecamatan Panti tercatat tiga korban meninggal dunia.

Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan penyebab banjir bandang yang menerjang perumahan di kawasan Kelurahan Mangli karena timbunan sampah dan adanya pendangkalan sungai, serta sendimen sungai yang tinggi, sehingga tidak mampu menampung debit air yang banyak hingga meluap ke permukiman.

Tumpukan sampah di pintu air Sungai Semangir yang menuju perumahan juga menjadi penyebab tersumbatnya aliran air, sehingga air meluap ke permukaan.

Ia juga menilai bahwa saluran irigasi Perumahan Bumi Mangli Permai masih belum tertata rapi yang menjadi penyebab banjir dan hal tersebut seharusnya menjadi tanggung jawab pengembang perumahan.

Hendy mengimbau kepada seluruh warga Jember untuk senantiasa menjaga kebersihan di musim hujan, terutama memastikan saluran air tidak tersumbat dan tidak membuang sampah ke sungai yang dapat berdampak menjadi sebuah bencana.