Penyebab Lyme Disease, Gejala dan Cara Pengobatannya

Lyme Disease adalah penyakit akibat infeksi bakteri yang di sebarkan oleh gigitan kutu yang terinfeksi terdapat empat jenis bakteri yang dapat menyebabkan lyme disease, yaitu Borrelia burgdorferi, Borrelia mayonii, Borrelia afzelii, dan Borellia garinii. Di Indonesia sendiri, lyme disease lebih banyak disebabkan karena bakteri Borrelia burgdorferi.

Infeksi ini sendiri masuk pada kutu setelah mengonsumsi darah dari rusa, burung, atau tikus yang juga sebelumnya telah terinfeksi. Sebelum infeksi ini berpindah pada manusia, biasanya dibutuhkan waktu setidaknya 36 jam terkait keberadaan kutu ini. Seringnya banyak orang tidak mengingat kapan mengalami gigitan kutu sebelum mengalami penyakit ini.

Bakteri penyebab penyakit lyme disease bisa ditemukan di semua benua. Infeksi penyakit Lyme bisa menyebabkan penurunan sistem imun sampai gangguan ginjal. Walaupun tidak bersifat menular, namun jika dialami oleh wanita hamil, penyakit ini dapat menular pada janin yang ada dalam kandungan.

Berikut rangkuman dari berbagai sumber, Jumat (10/1/2020) tentang Lyme Disease

Penyebab Lyme Disease

Nama lyme pada penyakit ini sendiri berasal dari kota pertama penyakit ini dikenali yaitu di Old Lyme, Conneticut, Amerika Serikat. Penyakit ini normalnya terjadi di Eropa atau Amerika Serikat.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab lyme disease adalah gigitan kutu yang terlah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini. Bakteri penyebab lyme disease itu sendiri adalah genus Borrelia sp. 

Terdapat empat jenis Borrelia, yaitu Borrelia burgdorferi, Borrelia mayonii, Borrelia afzelii, dan Borrelia garinii. Bakteri Borrelia burgdorferi merupakan penyebab lyme disease di Indonesia.

Faktor Risiko

Seseorang bakal lebih rentan mengalami lyme disease ketika tinggal di area dekat hutan. Seseorang yang memelihara hewan yang sering berada di daerah sekitar hutan juga rentan mengalami infeksi penyakit ini.

Gejala Lyme Disease

Penyakit Lyme

Gejala lyme disease bervariasi dan terbagi menurut fasenya. Pada fase awal penyakit lyme memberikan gejala sebuah benjolan merah kecil pada bagian gigitan kutu dan akan hilang dalam beberapa hari. 

Setelah itu, gejala awal lain akan muncul sekitar sebulan setelah terinfeksi, seperti:

– Ruam menjadi seperti pola mata banteng (bull’s eye pattern) yang disebut sebagai eritema migrans. Ruam ini akan membesar secara perlahan hingga dapat mencapai 30 cm. Ruam tidak gatal ataupun sakit. Eritema migrans ini merupakan tanda khas dari lyme disease. Pada beberapa orang dapat muncul pada beberapa bagian tubuh.

– Gejala lain yang muncul menyerupai flu, yaitu demam, menggigil, lemah, badan terasa nyeri, dan nyeri kepala.

Jika tidak diobati, gejala baru lain akan muncul dalam waktu beberapa minggu hingga bulan, seperti:

– Eritema migrans atau ruam pada beberapa bagian tubuh lainnya.

– Nyeri sendi atau sendi bengkak yang dapat terjadi pada lutut dan bisa berpindah ke sendi lain.

– Gangguan saraf atau neurologi seperti meningitis atau infeksi selaput otak, Bell’s Palsy atau kelumpuhan sementara pada satu sisi wajah, mati rasa atau kelemahan pada anggota tubuh, dan gerakan otot yang terganggu.

Ada juga beberapa gejala yang mungkin terjadi beberapa minggu setelah infeksi, namun cukup jarang terjadi meliputi, masalah jantung, seperti denyut jantung tidak teratur. Masalah jantung jarang berlangsung lebih dari beberapa hari atau minggu, lalu sesak napas, peradangan mata, peradangan hati (hepatitis), dan kelelahan berat.

Pengobatan Lyme Disease

Lyme disease sebaiknya segera ditangani ketika masih dalam tahap awal. Pada tahap ini, dokter biasanya akan menyarankan konsumsi obat minum untuk mengatasi infeksi.

Antibiotik minum yang digunakan adalah doksisiklin untuk anak di atas usia 8 tahun dan dewasa. Sedangkan amoksisilin atau cefuroxime digunakan untuk dewasa, anak yang lebih muda, ibu hamil atau menyusui. Biasanya antibiotik digunakan selama 14–21 hari.

Jika gejala sudah mengenai sistem saraf, maka diperlukan antibiotik melalui pembuluh darah. Penggunaan antibiotik ini selama 14–28 hari. Dalam pengobatan, salah satu efek samping yang mungkin akan dialami adalah diare.

Pencegahan Lyme Disease

Pencegahan Lyme Disease

Cara yang paling efektif untuk mencegah lyme disease adalah dengan menghindari gigitan kutu. Hal ini bisa diupayakan dengan cara:

– Menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang ketika berada di luar ruangan

– Hindari area hutan yang kurang cahaya matahari karena merupakan sarang kutu

– Gunakan krim penghalau serangga

– Selalu periksa tubuh sendiri, anak, atau peliharaan dari ancaman kutu yang mungkin ada