6 Destinasi Wisata Favorit di Semarang, Kota Wisata Terbersih Versi ASEAN

Semarang dinobatkan sebagai Kota Wisata Terbersih Standar Asia Tenggara oleh ASEAN Tourism Forum. Penobatan tersebut berlangsung di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussaalam, baru-baru ini.

Semarang memiliki sejumlah destinasi wisata favorit. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari.

“Kawasan Kota Lama, Lawang Sewu, Sam Poo Kong, Semarang Zoo, Grand Maerokoco, Goa Kreo,” ujar Indriyasari menyebut enam destinasi favorit di Semarang

1. Kawasan Kota Lama Semarang

Kota Lama Semarang sebuah kawasan yang banyak dengan bangunan- bangunan bersejarah. Bangunan-bangunan era kolonial tersebut masih kokoh berdiri di sana. Salah satu spot terkenal di kawasan Kota Lama Semaraang adalah Gereja Blenduk, OYO 422 Achterhuis Guesthouse.

Kota ini sudah ramai sejak abad ke-17. Ketika itu kawasan tersebut merupakan salah satu pusat perdagangan. Banyak pedagang dari Arab, China yang berdatangan ke sana pada abad ke-18 dan ke-19.

“Kawasan heritage ini telah direkomendasikan sebagai cagar budaya nasional dan sedang dalam proses untuk menuju World Heritage dari UNESCO,” kata Indriyasari.

2. Lawang Sewu

Lawang Sewu adalah gedung bersejarah yang dibangun pada 1904 era kolonial Belanda. Bangunan tersebut selesai dibangun pada 1907 yang terletak di bundaran Tugu Muda. Kata ‘Lawang Sewu’ bermakna ‘pintu seribu’.

Selain tempat pemerintahan Belanda, Lawang Sewu sempat menjadi penjara pada pendudukan Jepang. Arsitektur bangunan Lawang Sewu didesain oleh arsitek Eropa.

“Lawang merupakan bangunan cagar budaya dengan arsitektur yang indah. Letaknya di kawasan Tugu Muda, Semarang. Di mana Tugu Mudanya juga merupakan sejarah pertempuran Lima Hari Semarang dan sekarang dilengkapi taman dengan air mancur menari,” jelas Indriyasari.

3. Sam Poo Kong

Sam Poo Kong merupakan kuil yang didedikasikan untuk Laksamana Cheng Ho. Dilansir dari laman Sam Poo Kong, dalam dialek Kanton, Sam Poo Kong atau San Bao Dong dalam dialek China berarti gua San Bao.

Sejarah kuil agung Sam Poo Kong Semarang dimulai ketika ekspedisi Laksamana Cheng Ho memutuskan untuk berhenti di pantai Simongan pada 1416. Kapten kapal Wang Jing Hong kemudian membuat patung Laksamana Cheng Ho di dalam gua batu pada 1417, sebagai penghormatan atas jasa-jasanya.

“Tempat wisata peninggalan dari Cheng Ho. Di tempat ini berdiri patung Laksamana Cheng Ho. Selain tempat ibadah, juga tempat wisata menarik,” kata Indriyasari.

4. Semarang Zoo

Semarang Zoo merupakan nama baru dari Taman Margasatwa Semarang pada 17 April 2018. Saat ini, koleksi satwa sebanyak 50 jenis satwa yang berasal dari sumbangan pihak terkait maupun hasil konservasi satwa.

Sejarah Semarang Zoo awalnya berada di daerah Taman Budaya Raden Saleh (TBRS). Namun, kemudian direlokasi ke Tinjomoyo. Setelah itu, terjadi relokasi ke lahan yang lebih luas.

“Kebun binatang ini terletak di kawasan Mangkang Kota Semarang. Tempat itu merupakan salah satu objek wisata keluarga yang sering menjadi pilihan,”imbuh Indriyasari.

5. Grand Maerokoco

Grand Maerokoco merupaka re-branding Puri Maerokoco. Tempat ini berada di kawasan Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP). Tempat ini disebut sebagai kembaran Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang ada di Jakarta, tapi tempat ini fokus pada Provinsi Jawa Tengah.

Di tempat ini terdapat anjungan rumah khas dari 35 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, ada pula miniatur candi-candi yang ada di Jawa Tengah seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

“Taman Mini-nya Jawa Tengah dan juga tempat untuk melestarikan mangrove,” kata Indriyasari.

6. Gua Kreo

Destinasi wisata favorit yang lain adalah Gua Kreo, yang terletak di tengah Waduk Jatibarang, Jawa Tengah. Tempat ini juga disebut-sebut sebagai goa yang pernah digunakan Sunan Kalijaga bertapa.

Gua Kreo juga terdapat banyak kera yang hidup liar, tapi tetap dilindungi. Konon, Gua Kreo juga memiliki kedalaman yang sangat panjang.

“Tempat wisata yang indah dengan latar belakang Waduk Jatibarang. Dilengkapi dengan ratusan kera/monyet yang tidak ganas. Di sana juga terdapat desa wisata,” tandas Indriyasari.