Warga Sitaro Diimbau Tak Mendekati Radius Bahaya Gunung Karangetang

NAGA303, Sitaro – Ketua Pos Pengamatan Gunung Api, Yudia P Tatipang berharap warga tidak mendekati radius bahaya Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan SitaroSulut. Hingga saat ini status Gunung Karangetang masih siaga level tiga.

“Pada tingkat aktivitas level tiga tersebut, ada beberapa rekomendasi yang harus dipatuhi masyarakat yang ada di pulau tersebut,” ujarnya pada, Selasa (24/10/2023).

Dia mengatakan, masyarakat dan pengunjung atau wisatawan diharapkan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua. Selain itu juga menghindari kawah utama serta area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, tenggara sejauh 3,5 kilometer.

Masyarakat juga diharapkan mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya,” ujarnya.

Dia menambahkan, masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang, diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.

Pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 Wita, secara visual gunung jelas hingga berkabut, sementara asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dengan tinggi 100-150 meter di atas puncak kawah, sedangkan sinar api tampak lebih kurang 10 meter.

“Pos PGA Karangetang mencatat ada sebanyak tiga kali gempa embusan dengan amplitudo antara tiga hingga lima milimeter selama 22-25 detik, serta empat kali gempa tektonik jauh, amplitudo antara tiga hingga lima milimeter, S-P : 10-18 detik selama 33-60 detik,” ungkap Yudia.

Gunung Karangetang di Pulau Siau tersebut erupsi efusif sejak awal Februari tahun 2023, statusnya dinaikkan ke siaga level III setelah serentetan aktivitas vulkanik meningkat, selama erupsi beberapa kali terjadi awan panas guguran sehingga warga diungsikan.