Alasan Jordan Henderson Ingin Pulkam Setelah Enam Bulan di Arab Saudi

NAGA303 – Petualangan enam bulan Jordan Henderson (33) di Arab Saudi dikabarkan sudah siap berakhir. Eks kapten Liverpool itu dilaporkan ingin “pulkam” (pulang kampung) setelah kesulitan beradaptasi di Liga Arab Saudi.

Keinginan Jordan Henderson ini pertama dilaporkan oleh Mail Sport pada Sabtu (6/1/2024).

Gelandang tangguh tersebut dibeli Al-Ettifaq dari Liverpool dengan mahar 12 juta pound pada Juli 2023.

Mail Sport juga melaporkan, Henderson siap kehilangan jumlah besar uang apabila benar pulang kembali ke Inggris.

Menurut media tersebut, Henderson sejak awal menghadapi situasi sulit di Arab Saudi.

Kepindahannya mendapat kritik banyak pihak di Inggris terkait persepsi negara-negara barat terkait Arab Saudi dan isu hak azasi manusia dan kebebasan berekspresi.

Panas dan kelembapan di negara teluk tersebut membuatnya kesulitan tak hanya setiap bermain. Belum lagi, Al-Ettifaq secara rerata hanya dihadiri oleh 7.800 penonton dari kapasitas stadion 35.000 yang membuat laga-laga tersebut terasa sepi.

Performa buruk Al-Ettifaq yang gagal menang dalam delapan laga beruntun di bawah asuhan Steven Gerrard tersebut juga dilaporkan memperkeruh keadaan bagi Henderson.

Pemain berusia 33 tahun tersebut dikatakan menandatangani kontrak senilai 700.000 poundĀ alias sekitar 13,8 miliar rupiah per pekan bersama kubu Liga Pro Arab Saudi tersebut bebas pajak. Akan tetapi,

Mail Sport mengklaim bahwa aspek bebas pajak dari kontrak Henderson tersebut hanya berlaku apabila ia bertahan dua tahun bersama klub.

Alhasil, Henderson harus bersiap membayar pajak sekitar 7 juta pound alias 138 miliar rupiah apabila ingin kembali ke Inggris.

Satu hal lagi yang membuat situasi Henderson tidak ideal adalah kepergian asisten Steven Gerrard di Al-Ettifaq, Ian Foster.

Foster yang memulai karier kepelatihannya di akademi Liverpool dan sempat bekerja di Football Association (FA) memilih untuk mengambil pekerjaan di tim Championship, Plymouth Argyle.

Selain Gerrard, Foster juga dikatakan sebagai sosok yang berperan penting dalam membujuk Henderson ke Arab Saudi di tengah kritikan dari banyak pihak.